Tuesday, July 28, 2009

kampret-kalong-kelelawar

Kalelawar-kalong-kampret-dll binatang malam yang super sensitif terhadap cahaya hidup di tempat yang lembab dan gelap kerjanya disiang hari: Tidur baru bekerja pada malam hari untuk mencari “sesuap nasi” binatang seram yang sering diidentikan dengan vampir pemakan darah padahal cuma makan biji dan buah-buahan ini tinggal berkelompok.

Menarik untuk dilihat bahwa si kampret ini tidak menggunakan penglihatan sebagai indera yang penting, mungkin mata hanya sebagai penghias agar wajahnya tidak rata seperti setan di film-film. baginya indera perasa dan gelombang ultrasonik yang dikeluarkannya jauh lebih penting dari matanya. gelombang dikeluarkan untuk mencari petunjuk jalan dan mencari makanan baginya.

Sungguh unik si kampret ini, ketika hampir semua jenis makhluk hidup (kecuali tumbuhan) menggunakan mata untuk melihat fenomena, si kampret lebuh meggunakan gelombang-nya untuk menterjemahkan fenomena kedalam otaknya.Seharusnya manusia juga bisa banyak belajar dari kalelawar yang tidak selalu menggunakan mata dalam menterjemahkan fenomena. manusia diberikan perasaan/hati (atau semacam itulah) untuk bisa melihat jauh lebih dalam dari pada hanya sekedar fenomena yang dilihat mata saja. tekstur yang baik dari suatu benda memang perlu, namun kualitas dari benda itu tentu lebih penting. mana lebih anda pilih, meja jati belanda dengan tekstur yang baik atau meja jati jepara yang belum dipoles? Jelas, kalau saya lebih milih jati jepara yang jutaan itu dari pada jati belanda yang goceng tiga batang! Begitu juga harusnya dengan kita, manusia. Jangan hanya melihat orang lain dari tekstur/luar atau fenomenanya semata-mata, jangan-jangan itu kaya jati belanda yang goceng tiga batang dan gampang patah atau dirayapin dalam tempo sebulan.
dsimanjuntak.wordpress.com

No comments:

Post a Comment